Rabu, 27 Februari 2013
Kuat Tak Berarti Sendiri
Selasa, 26 Februari 2013
Sejenak Saja
Malam ini langit mengajakku bicara dalam sepi. Lewat desir yang hanya aku yang dengar.
Hari ini Tuhan memberiku satu batu untuk kususun jadi tangga.
Hari ini waktu memberiku ruang, untuk sejenak menghela napas. Untuk sejenak menikmati sepi. Untuk sejenak kembali...ke dunia nyamanku lagi.
Gula-Gula Kapas
Kadang aku membutuhkanmu seperti gula-gula kapas.
Hanya waktu-waktu singkat yang biasa saja.
Kadang aku menunggumu seperti anak sekolah yang menunggu kembang api.
Hanya sejenak saja.
Kadang aku melihatmu seperti matahari.
Hingga keluh segan menjelma jadi kata.
Minggu, 17 Februari 2013
Anak Senja
Apa kabar malam?
Masihkah seperti waktu silam?
Menaungi dan melindungi dari mimpi
Yang kadang datang tanpa basa-basi
Hari ini anak senja terlelap
Dengan simfoninya yang tak redam
Mengalun lembut dan semakin sayup
Namun tak pernah terlihat redup
Malam, jaga anak senja
Setelah sehari bermain bersama surya
Biar lusa ia tetap bersuka
Dan berbagi ceria ke tempat lainnya
Malam, kutitip anak senja
Biar ia mengarungi samudra
Lalu kuuntai tangga doa
Biar tak hilang satu sisi angkasa
Yang kerap dipandang bersama
Senin, 04 Februari 2013
Prasangka
Hey, apa kabar langit malam?
Ada gemintang berkelip riang
Sesekali mengerjap nakal
Hey, apa kabar lembayung?
Menggaris lempang sepanjang pandang
Ada rasa yang tiba-tiba terselap
Ada duga yang mulai mengendap
Ada ragu yang mulai tergagap
Apa kabar mentari subuh hari?
Semoga bersama fajar yang menyingsing
Semua bimbang mendadak terbang
Sabtu, 02 Februari 2013
32 hours
Bismillah...
Ini perjalanan yang luar biasa bagi saya dengan beragam cerita yang juga penuh makna.
.
Apa kabarnya langit Jakarta?
Lama kita tak bersua. Bahkan hingga saat tulisan ini terdokumentasi pun kita juga masih tak jua bersua. Semoga kian surut banjir yang melanda.
.
Hey, ini perjalanan panjang pertama yang kulewati. Pertama kali pula bermalam di kereta, menyambangi provinsi yang dengan polosnya pernah kuberi garis panjang : Depok - Jawa Timur, sekian centi meter. Jauhkah? Sampaikah suatu hari tanah itu kutapaki?
.
Bromo. Melihat matahari dari atas awan. Menikmati bertemu pencipta di atas karyanya nan agung. Laut di atas langit.
Sesuatu yang rasanya begitu jauh. Dan kini... tapakku ada disana, meski mungkin telah terlibas angin pasir yang tak henti menyapu.
.
Hari ini aku semakin percaya bahwa mimpi dapat menjadi kekuatan. Dapat menjadi kenyataan. Beriring doa yang dipilin dengan harap sepenuh hati. Diimbangi usaha yang buat kita selalu siap menyambut kesempatan dengan tangan terbuka.
.
Posting pertama untuk perjalanan kita : Taufiq. Hariz. Hasan. Basit. Dwika. Ifa. Aulia. Putu. Nita. Ina. Nada.
Bimasakti : Sebelas Pengejar Matahari