Rabu, 27 Maret 2013

Untuk Tuhan

Tuhanku yang baik, terima kasih telah selalu mendengar doaku, terima kasih telah selalu mendengar ceritaku.
Beberapa hari kemarin semua terasa menumpuk, mungkin akan ada tulang bahu yang patah kalau Engkau tak ada menguatkanku. Mungkin akan ada mata yang buta karena terlalu kerap menangis kalau Kau tak setia menemani.

Untuk Tuhan yang baik...
Kemarin entah kenapa terasa begitu pepat. Segala hal terasa menyesakkan. Ada sesuatu yang melesak-lesak. Orang bilang, itu namanya "jenuh". Tapi anehnya aku justru merasa terhibur dengan undangan rapat atau syuro yang datang. Meskipun di lain waktu ingin juga waktu menikmati kuliner atau melihat langit. Entah memang karena jenuh atau intensitas pertemuan kita yang menjarang.

Tuhanku yang baik,
Terimakasih untuk selalu menegurku dengan teguran yang halus. Meski kemarin terasa berat, meski kemarin banyak hal yang terasa menumpuk. Tapi aku hanya ingin percaya kalau semuanya telah Engkau angkat sebagian.

Tuhanku yang baik, 
terimakasih untuk tak menghukumku atas prasangka yang bertubi sebab lelah kemarin. Terimakasih untuk memanggilku dan tak pernah berhenti memberitahu apa yang seharusnya kulakukan. Terimakasih untuk selalu meneteskan ketenangan meski mataku juga kerap kali menitikkan airmata.

Tuhanku yang baik,
terimakasih untuk selalu memberiku pencerahan saat aku hampir mencapai jalan buntu. Saat manusia hampir hilang dari jarak pandangku. Saat aku hampir lelah merasa sendiri.

Tuhanku yang baik,
terimakasih untuk selalu mengabulkan doaku. Aku tahu bab tentang ini masih juga datang lagi. Tapi ada yang berbeda, kali ini banyak hal yang buat senyumku makin melebar. Meski tak pula terasa seringan dulu. Banyak hal yang buatku semakin nyaman, meski sekelilingku tak seramai dulu. Banyak yang buat perasaanku semakin tenang, meski ada tuntutan yang lebih banyak dari sebelumnya.

Terimakasih untuk selalu mengiringi tiap tapakku dan tak pernah pergi. Terimakasih untuk membiarkanku sadar tanpa menghukum dengan keras.
Sebab aku cinta, meski masih tak sekuat yang lainnya. Sebab aku ingin, dan akan melukis jalan yang kutempuh ini dengan indah, biar cintaku makin menyenangkan. Biar cintaku bisa setinggi yang lainnya juga. Meski bertahap.


Senin, 25 Maret 2013

quote (2) : Meteor

Mungkin kita hanya muncul di saat yang kurang tepat
Seperti meteor yang jatuh tengah hari di langit

Jumat, 08 Maret 2013

quote (1) : Kamu

Kalau aku diberi banyak waktu untuk menyusun cerita. Maka kamu akan menempati banyak porsi dalam kisahnya.

.: Deket Lab BIO 1, Senggang waktu setelah laporan beres.

Kisah Berudu dan Daratan

hari ini berudu itu mulai punya kaki, tapi ekornya juga masih ada. ia mulai mencoba naik ke daratan.

"panas" katanya. tanah terpapar matahari langsung. tapi ia telah jenuh berenang seraya menelan air bertong-tong selama hidupnya yang panjang.

"ini pilihanku" gumam berudu. kakinya hampir melepuh. sendinya pegal. ini pertama kali ia menapak tanah. kodok lain sudah ringan melompat, menarikan pesta meminta hujan. tapi berudu baru, belumlah jadi katak. ia masih tertatah, menguatkan tapak, memperkokoh sendi.

ada saat, dimana berudu kecil senang bermain dalam air. tempat lahirnya. tempat nyamannya. tapi berudu kecil tak mau selamanya diam dalam nyamannya. andai ia punya sayap, tentu dibelahnya angkasa. tapi berudu kecil tahu ia harus tahu diri, belum lagi menapak bumi, bagaimana cerita membelah langit? jadi, yang ia tahu hanya bagaimana ia bisa memijak tanah dulu, mengokohkan kaki. baru setelah itu --andailah mungkin-- ia kuatkan lengannya, mengepak. dan seperti citanya, membelah angkasa.

ada masa, dimana berudu kecil menggeliat. jenuh, lelah, dan bingung. tapi katak di sekitarnya melompat dengan giat. berkoak dengan lantang. kadang, ia terlalu bingung untuk berbagi. yang ia tahu, katak lain bisa. maka bukan tak mungkin ia pun bisa. hanya saja, ada yang berudu kecil tak tahu : 'katak lain pernah bertanya'.
berudu kecil hanya tahu katak lain telah mampu. dan ia pun pasti mampu. tapi ia tak tahu cara bertanya. jadi ia diam, melihat dari kejauhan dan mempelajari yang bisa ia pahami. satu satu. langkahnya mungkin kecil. lompatannya mungkin tak tinggi. berudu kecil pun tahu ia lambat. bahkan tak jarang ia kesal, bosan dengan pandang yang tak kunjung melebar. tapi memaksa melompat tinggi tanpa bekal? berudu kecil tahu bahwa itu bunuh diri. belum lagi kakinya kuat sempurna.

tapi setidaknya, entah bagaimana, berudu kecil tahu ada yang melihatnya dari jauh. membantunya saat ia jatuh. mensyukuri setiap inchi pertambahan lompatannya.mendengarnya saat berudu kecil berdengung sendiri. dan terkadang, memberitahunya saat berudu kecil menemui jalan buntu.

berudu kecil tahu ia tak sendiri. maka setidaknya, ia pun berniat untuk tak berhenti.

Kamis, 07 Maret 2013

MTQ IPB 2013


Akhirnya bisa ikut event ini. Event MHQ tingkat IPB yang cuma diadain dua tahun sekali. Setengah nyesel sebenernya kenapa baru ikut tahun ini. Kenapa ga dari tingkat satu kemarin waktu memori masih seger-segernya. Kaya roti, "fresh from the oven" gitu. Dan akhirnya tahun ini setengah nekat ngedaftarin diri jugaaa... ^^

Tapi cacatnya, meskipun udah niat ikutan ngafalin sekarang itu ternyata ga semudah tiga tahun yang lalu. Udah beberapa hari muraja'ah satu juz aja ga beres-beres. Dan akhirnya, setengah labil-labil mau mundur, karena sampe H-3 jam masih juga belum beres, mau ga mau maju juga. Ngebut muraja'ah pas lagi pembukaan. Dan segala hal yang ga dipersiapkan matang itu emang hasilnya ga akan maksimal, dan ya emang gitu... tetep aja tahun ini ga lolos ke nasional.
Tapi okelah... setidaknya semoga ini bisa jadi mood buster buat muraja'ah lagi terus lanjut hafalan.
^^

Bismillah!

Rabu, 06 Maret 2013

Diam

Hari ini aku memimpikan pelangi
berkasnya lebur dalam pandangmu

Hari ini aku memimpikan hujan
retihnya lebur dalam katamu

Hari ini aku memimpikan api
baranya lebur dalam kisahmu

Kadang kita tak perlu berbincang dalam banyak kata
Ada masa aku hanya ingin melihatmu dan menunggu
membiarkan masing dari kita menikmati aliran waktu
membiarkan masing dari kita larut satu dengan lainnya