Jumat, 17 Juni 2011

Siang dan Malam

hari ini siang menangis. ia cerah. polos. dan sederhana.
hari ini siang menagis.
siang yang selalu membimbing malam agar selalu tampak cerah.
hari ini siang menangis.
katanya, tak mampu ia sendiri.
berdiri dalam diam.


hari ini siang menangis.
ya, siang menangis.


kadang malam terfikir.
untuk apa menjadi cerah andai tak dapat berdiri sendiri?
untuk apa menjadi cerah andai malah terikat pada keramaian.
enggan terduduk dalam diam


hidup itu bisu panjang.
entah kapan berakhir saat seseorang tengah lelah angkat suara.


hidup itu bisu panjang.
saat yang lain diam, kita perlu sabar.
sedikit, tanpa berniat menyela apalagi menuntut.


malam tak mengerti mengapa siang selalu memaksanya jadi cerah?
katanya agar datang pelangi dan awan yang berarak bisa terlihat.

malam tak mengerti mengapa pelangi mesti datang?
atau awan mesti tampakkan diri?
kalau setelah itu, malah hadir luka yang tak bisa sembuh sendiri.
luka sepi.


malam makin tak mengerti saat siang tak kuasa menahan diri.
mencari awan yang mampu semarakkan langitnya.
mencari pelangi yang bisa mewarnai harinya.


langit siang adalah biru.
cerah.
dengan arakan awan yang berpindah,
pelangi yang sesekali hadir.
dan hujan.


langit malam adalah kelam.
dengan gemintang yang tak berpindah.
bulan yang temaram.
dan hujan.
tanpa awan, tanpa pelangi.


meski ada kalanya malam inginkan pelangi,
atau awan bisa terlihat.
tapi bukan itu yang utama.


malam selalu punya bintang,
yang diam.
ia tak pernah gulita sempurna.
kecuali sesekali, saat langit benarbenar tengah berduka.


siang menangis.
lalu malam bimbang,
"untuk apa menjadi cerah?"

Burung yang Luka

mau izinkan aku sekali lagi bermain?
ada taman di ujung jalan sana, yang semakin indah seiring ciap burung yang berlari.

ada hati yang lemah.
menangis di sudut yang cerah.
ah, aku memang tak berhak menilai apa-apa.

suasana pagi memang mempesona.
selalu mempesona.
dengan hawa cerianya yang penuh harap.
tapi malam akan selalu lebih indah lagi.

ada selimut kelam yang menjaga dari hawa yang mengancam.
ada sang penjaga yang bersembunyi diamdiam.

seperti burung kenari dan elang.
andai patah sayap keduanya, kenari malah tampak memohon asih.
aku suka elang yang luka.
tak menangis.
tak terlihat.

Minggu, 12 Juni 2011

Pelangi di Malam Hari

masih ingat tentang  pelangi dan biasnya?
kita menyanyikan segalanya dengan kata yang sederhana

ah, bukan dusta saat kau dengan riang menarikan apa yang ada di sanubari
aku tahu ceriamu,
seperti permen yang kau kulum sembunyi-sembunyi karena takut dimarahi ibu
tak bisa kau tutupi

kita merangkai dusta
dusta pelangi
pada orang dewasa yang tak bisa kita bohongi
lalu tertawa, merasa tak ada yang perlu disesali

saat kita menatap awan dan membiarkan imaji liar mencuri tempat
dari peri hingga monster ganas
lalu kita berlari-lari, sambil memekik dengan giat
seakan makhluk imaji mulai memanas

hangat
meski hujan membasuh tubuh
basah, tanpa tersisa

kita riang, seperti pelangi
ya, seperti pelangi di petang hari

lalu...
apa pelangi kita kini hadir di malam hari?