Senin, 23 September 2013

A Wedding and Somethink

Hai Kinara,
Hari ini sauh kita terlempar jauh. Kita memgarungi samudera. Memenuhi undangan seorang putri dan pestanya.

Kinara,
Kau tahu kan, seperti perjalanan selayaknya, seringkali hal itu tak mudah. Ya, seperti perjalanan kita hari ini.

Kinara,
Kita memandang sesuatu mungkin dalam bentuk yang sama sekali berbeda. Tapi aku sungguh menikmatinya.
Bagaimana aku terbiasa "menelan" lahar naga. Sementara kamu "menyiramnya". Bahkan seringkali aku lupa kalo lahar naga mesti dan bisa disiram. Atau paling tidak buat naganya nyaman biar dia tidak menumpahkan laharnya lagi. Hahha...

Ada banyak hal yang bermain dalam benak kita, Kinara.
Tentang batasan. Tentang tembok-tembok yang buat kita terdiam. Hanya bermain sampai luas tertentu kotaknya. Tak ada manusia yang tak punya batas, Kinara. Tidak ada. Bahkan meski ia telah menemukan batasannya dan membuangnya. Akan muncul batasan baru. Dan baru lagi. Begitu seterusnya.
Tapi apa lantas kita berhenti, Kinara?
Tidak. Kita sudah berjanji untuk tak berhenti kan?
Tidak. Karena saat satu batasan terbuang, dan muncul batasan baru, itu artinya wilayah bermain kita telah meluas sedikit lagi.

Kita punya batasan, Kinara.
Kita hanya tak punya alasan untuk berhenti membuangnya. Atau memanfaatkannya.

Lalu tentang perjalanan kita?
Beda seperti kau, aku tak pernah tahu cara membuat orang lain membuang batasannya.
Aku hanya bicara pada mereka yang siap mendengarku, Kinara.
Tentang hal itu, sungguh kamu yang lebih tahu.

Jumat, 20 September 2013

Evolution

Kinara, semester ini aku terlalu bersemangat.
Kau tahu, dalam evolusi, bagian tubuh yang sering digunakan akan mengalami penyempurnaan dan semakin matang. Sedang bagian lain yang jarang digunakan akan mengalami disuse, tak terpakai, bahkan hilang.

Tapi aku bukan mau cerita tentang kuliah evolusi,  Kinara...
Aku mau cerita tentang kita. Tentang jalan yang telah kita pilih untuk tapaki.

Kinara apa kabarnya?
semoga tak bosan dengan celotehku yang lebih banyak ampasnya. Hahha...

Kinara,
Di setiap tempat selalu ada seleksi alam kan ?
Kita mempertahankan diri agar kita tak hilang.
seperti evolusi, jika penggiat jalan ini diumpamakan seperti satu spesies yang tengah berevolusi, dan kita adalah satu bagian tubuh dari spesies tersebut, maka seharusnya kita bahagia saat sering "dimanfaatkan". Bukankah itu artinya Allah tengah "menyempurnakan" kita?
sebab saat kita berhenti, dan terlalu lama berhenti. Sejatinya kita tengah menghitung mundur waktu hilangnya kita.

Awake

Kinara apa kabarnya?
Doakan saja agar pilihan ini tak akan kusesali suatu hari nanti.
Kita selalu percaya bahwa Allah telah persiapkan hampir segalanya buat kita.

Selama ini mungkin kita terlalu terpaku pada bahwa "kita mampu", Tapi terkadang Allah punya rencana lain yang jauh lebih luar biasa. Ia letakkan kita pada arena yang justru karena "kita tak mampu".

Kinara,
Hari ini aku menyadari bahwa Allah menjatuhkan air dari langit setetes demi setetes. Bagaimana kalau hujan langsung sebanyak samudra, atau danau, atau kolam, atau bak mandi di rumah yang kalau penuh pun tak cukup buat mandi satu keluarga? Bagaimana kalau hujan langsung sebesar itu? Seperti paket dari pegawai jasa pengiriman. Tadaaa! Kiriman dari tuhan, sebuah samudra!

Kinara,
Mungkinkah Allah tengah menurunkan hujan dalam hidupku? Agar aku mengumpulkan tiap tetesnya dan membangun sebuah samudra? Entah untuk siapa. Aku atau yang lainnya.
Mungkin tetesan yang kubawa masih jauh dari cukup. Atau Allah sedang membimbingku ke tukang jahit karena kantung penampung hujanku yang soak?

Kinara,
Malam ini aku menyadari. Bahwa ketika kita jatuh dan remuk. Yang diperlukan adalah menjauh sejenak dari padatnya hingar manusia. Berdialog sejenak dengan diri dan Yang Menitipkan Peran Hidup.
Bahwa saat kita merasa butuh dukungan, tak berarti bentuknya harus pujian. Meski bukan berarti makian. Tapi beberapa patah kata dari hati yang dapat menyentil hati lainnya. Meski tak selalu harus sederet fakta.

Kinara,
Hari ini aku menyadari, bahwa kalimat yang sama bisa dirasakan berbeda ketika yang bicara pun tak sama. Bahkan kalimat yang sangat baik pun bisa melukai telinga ketika tak disampaikan dengan melibatkan hati.

Rabu, 18 September 2013

Quote (3) : doa

Mungkin saya butuh doa kamu agar pilihan apapun yang saya buat, tak akan pernah saya sesali.

**Dan sedikit genggaman tangan atau rangkulan di bahu, sepertinya akan banyak membantu.**

Prisoner

Kinara,
Ada sesuatu yang kosong disini.
Aku tahu sepertinya aku manja. Terlalu ingin keluar dengan cara-cara yang nyaman saja.

Kinara,
Harusnya perjalanan tak pernah seperti ini. Pejalannya pun tak akan semanja ini.

Kinara,
Padang ombak, kerlip pelangi, lautan cahaya. Semuanya cuma cerita sebelum kita menutup mata. Tapak yang kita lewati bukan jalan berlapis karpet merah. Seharusnya kita mengerti. Tidak! Seharusnya AKU mengerti.

Kinara,
Tongkat tegap di tengah buritan. Badai besar di lautan. Cuma tongkat itu satu cara kita bisa selamat. Kalau sudah sadar, ya tinggal bergerak cepat.

Kinara,
Aku menghela nafas lagi.
Terjebak dalam pikiran sendiri.
Jadi ayo ambil langkah mula untuk merdeka.