Jumat, 30 Maret 2012

Sesuatu yang Begitu Dekat

Ga banyak hal yang bisa diungkapkan secara tepat.

Hari ini, hari Jum'at. Semua berjalan seperti biasanya. Bangun agak siang menikmati satu jam waktu sebelum kuliah. Berangkat agak siang, dan belajar sebentar untuk kuis praktikum hari ini. Biasa saja. Hanya ada beberapa hal yang sedikit berbeda, laporan yang sudah dikerjakan sejak lama, dan sms untuk turun aksi ke inbox yang datang dari banyak orang.

Semua biasa saja. Hingga sekitar pukul 10 kurang beberapa menit. Di tengah kegiatan praktikum yang sesekali diselingi canda seorang teman menghampiri, "Runa, Sekum Serum-G meninggal!". Setengah tak percaya, rasanya ada sms dari beliau juga pagi tadi. Penasaran aku membuka ponsel, memeriksa inbox, dan tak ada namanya disana. Apa tak sengaja terhapus? gumamku. memang tak jarang aku langsung menghapus sms yang baru masuk kalau isinya tak jauh berbeda dengan sebelumnya, atau kalau aku tak mungkin menghadiri acara itu.

Masih ada satu materi praktikum lagi yang mesti dikerjakan. Menunggu media biakan bakteri mendingin dan menunggu pengamatan dengan spektrofotometer. Masih dengan perasaan yang aneh dan tak percaya, aku menghampiri si pemberi kabar. Dia mengangsurkan pesan di BBnya, dari mahasiswa Departemen Matematika. Tak lama, ponselku bergetar, 
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
telah berpulang ke Rahmatullah teman seperjuangan kita
Rifdah Izzatunnisa (Ilkom 46)
karena kecelakaan motor.
menabrak truk. jasadnya sudah dibawa ke PMI
Perasaan ini entah kenapa begitu aneh, tenang, atau bahkan otakku terlalu bingung mencerna kabar ini?

Minggu, 18 Maret 2012

Dengan Nama Tuhanmu


Bacalah! Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.

Ya, lagi-lagi tentang membaca, satu hal yang entah kenapa begitu saya suka, seperti makan bahkan bernafas mungkin ya. Ia begitu lekat menjadi bagian hidup saya sejak lama.

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan!

Hari ini, begitu saya mendengar ayat itu lagi, ayat yang telah sering kita dengar dalam berbagai majlis keilmuan, apapun bentuknya. Saya jadi terfikir, bagaimana membaca dengan nama Tuhan? Kali ini, kalimat tersebut tak hanya terdengar sebagai : ‘dimulakan dengan Bismillah’ seperti yang didendangkan Raihan. Hari ini, saya mendengar itu sebagai sebuah perintah untuk mengenal Allah.

Minggu, 11 Maret 2012

Tarbiyah Ruhiyah (One night with LPQ)

 Mabit LPQ Perdana 10 Maret 2012

Materi : Tarbiyah Ruhiyah

Apa itu Tarbiyah Ruhiyah?

Pengertian singkatnya itu tentang bagaimana kita mendidik atau membina ruhiyah kita sendiri. Kan ada tiga komponen ruhiyah, yaitu Tarbiyah Ruhiyah, Fikriyah, kemudian Jasmani. Semuanya sebenarnya penting, tapi mungkin yang menjadi pokok adalah Tarbiyah ruhiyah.

Sebenarnya esensinya itu apa untuk diri kita sebagai aktivis dakwah? Pentingkah? Mengapa penting?
Misalnya begini, kalian misalnya katif di BEM, Dewan Mushala, kegiatannya banyak, berdakwah, dan blablabla. Tapi ternyata dalamnya kosong. Misalnya sehari itu ga tilawah, ga Dhuha, kira-kira masuk ga dakwah kita ke orang lain? Jadi istilahnya kita menyampaikan apa yang tidak dilakukan, maka itu tarbiyah Ruhiyah menjadi penting. Banyak pekerjaan dakwah, tapi hatinya kosong. Padahal yang penting itu hubungan dengan Allah dulu, baru dengan manusia.

Manusia itu mengalami masa-masa futur. Dimana ketaqwaannya meningkat, ada di QS Asy-Syams ayat 9 : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa jalan kefasikan dan ketaqwaan”. Karena itulah, iman kita menjadi naik turun. Maka kefuturan itu wajar, namun jangan dijadikan alasan, tapi perbaharui dengan “Laa ilaha illa Allah”. Jadi, ketika kita tahu bahwa iman itu fluktuatif, maka berusahalah untuk meningkatkan ketaqwaan dengan cara :

Salah Jalan

Hari ini ada rencana mau ke IBF. tapi karena tadi pagi itu ngantuk berat, jadi gue memutuskan buat tidur dulu, sekalian nunggu Puspa yang katanya mau kesana juga. So damn, dan gue baru kebangun jam 11.40!!

Awalnya gue tetep niat mau kesana. Meskipun yaaahhh... masih ragu juga. Pasalnya, gue ga tau jalan, dan gue takut kemaleman pas pulangnya.. (hey, gue jalan sendirian!!) Dan karena gue ga punya uang, jadi gue ke ATM dulu, disana ketemu 3 kurcaci... (Nita, Hanin, sama Catur) mereka mau nonton "Negeri 5 Menara". Gue juga pengen nonton sih.. dan akhirnya... gue lebih memilih jadi perusuh mereka dan nonton berlima (plus Kuro)

Dan yaa... sangat menghibur


(bukan) Hafalan Shalat Delisa

Hari ini aku ada acara Mabit bareng temen LPQ. As closing kita makan-makan plus! (plus sesi taaruf maksudnya) Ada satu cerita yang menurut aku paling menarik.. 


*bener-bener langsung "ditumpahin" di marii 
Just Cekidot.. 




Hasna

Lahir di Pasar Minggu, di Lenteng Agung. Jadi lahirnya itu dulu di dukun beranak. Jadi lahir Agustus, pas bulan liburan, jadi ortu abi khan di Pasar Minggu, oh ya Hasna anak kedua, jadi liburan sama kakak. Nah, jadi lahirnya itu sebenernya belum waktunya. Jadi cari yang terdekat. Jadi “Misyi” (panggilan buat temen) itu punya kenal n dukun beranak. Tapi dulu tinggalnya di bekasi di Husnayain. Jadi awalnya mau dikasih nama Husna, tapi Husna udah banyak. Nama pertama itu Afifah Thohiroh. Hasna itu artinya cantik, kalo Shiddiqoh itu Jujur. Oh ya, Hasna anak kedua dari tujuh bersaudara. Kak Afifah beda dua tahun, sekarang di Mesir, udah nikah, punya anak 1. Jadi dia itu paling hebat, tamat SD tamat 30 juz. Jadi abi itu percaya sama anaknya kalo udah ada al-Qur’an di dalamnya.

Kalo Hasna biasa aja. Kalo kakak dari kecil kalo ditanya dijawab yang aneh-aneh gitu. Perawi hadits, blablabla gitu. Kalo Hasna dulu Tknya 3 atau 4x gitu, soalnya ga suka dijemput. TK pertama itu deket rumah, kalo dijemput, Hasna selalu udah pulang duluan. Trus dipindah ke yg jauh, biar ga bisa asal pulang sendiri, di TBZ (Thoriq bin Ziyad). SD juga di TBZ. SD cawu 3 pindah ke Aceh, dan itu udah punya 4 saudara, yang ke5 lahir di aceh. Jadi selisihnya itu 2 tahun-2 tahun. Awalnya ga mau pindah ke Aceh soalnya lagi konflik, tapi abi percayain anaknya kalo di aceh itu enak, polisinya pake jilbab, rumahnya bagus. Dan ternyata pas sekolah temen-temennya pada ga pake jilbab, beda sama sekolah yang lama, kita kecewa, tapi abi ngasih pengertian kalo itu SMA negeri dan lagi konflik. Hasna ama kakak di Min teladan. 

Kelas 6 SD ada kejadian Tsunami, jadi pindah ke Jakarta lagi, ke TBZ lagi. Tapi abi ada tugas di Aceh, jadi abi ga pindah, kakak mondok di Yapid. Trus umi balik lagi ke aceh, katanya ditemukan anak, tapi ga ada ortunya. Dan syaratnya itu harus punya air susu. Jadi di Jakarta itu tinggal Hasna sama ka Afifah. Trus ditanya abi, mau ke Aceh atau gimana? Jadi akhirnya Hasna sama kakak balik ke Aceh, di pesantren kakak juga, di Daarul Hijrah. Awalnya masih bagus, tapi pasca tsunami jadi ga kondusif lagi. Kakak tamat disana sampe lulus. Tapi angkatan Hasna Cuma 18 orang, jadi ga sampe tamat disana, terus ditanyain abi mau lanjut atau pindah ke SMA unggul? Tapi Hasna ga yakin lulus, soalnya disana itu pinter-pinter semua. Jadi pondok Hasna itu istilahnya “syurga di dalam hutan” soalnya letaknya di dalem hutan.

Kamis, 08 Maret 2012

Ia, Bunga yang Condong pada Mentarinya

Tentang seseorang yang selalu membuatku ingin berujar : "Uhibbuki Fillah" setiap kali melihat namanya. apatah lagi orangnya.

Seseorang yang entah sejak kapan membuatku tanpa sadar mengejar bayangnya. menanti waktu bekerja sama dengannya. menyelipkan namanya dalam doa-doaku. Doa akan sebuah pertemuan. Waktu dimana aku bisa melihatnya dan belajar banyak darinya. Kau tahu, bahkan mengingatnya pun tak jarang mataku panas. Entah rindu, entah iri.

Ia orang yang membuatku jatuh. terpukau, lalu tersadar. ia orang yang membuatku jatuh, juga orang yang membuatku bangkit. Ia dan ambisinya, ia dan cita-citanya, ia dan mimpinya, ia dan pemikirannya, ia dan cara pandangnya, ia dan tatapan matanya. Aku belum pernah menemukan orang sepertinya, yang begitu bersinar karena mimpi yang tampak meluap-luap dari dirinya. Aku tak pernah menemukan orang yang membuatku ingin menangis, cemburu, dan sayang di waktu yang sama.