Minggu, 23 Juni 2013

Penyaksi Cinta

Aku menyaksikan cinta
Jatuh landas tak jauh dari arah mata
Terdiam dengan isyarat yang meminta

Aku menyaksikan cinta
Dalam bentuknya yang berbeda
Meminta diri tumbuh lebih tinggi lagi
Merayu rindu untuk semakin bersemi

Aku menyaksikan cinta
Dalam ragam peluh dan semangat membara
Dalam lengan yang saling bersilang dan baris massa

Aku menyaksikan cinta
Dalam cita nurani yang tak hanya untuk diri sendiri
Dalam salam dan pekik takbir yang meninggi

Aku menyaksikan cinta
Dan jatuh dalam rindu di lingkarannya
Dalam euforia mengembangkan potensi

Rangkai Simfoni Senja

Apa kabarnya mentari senja?
Waahh... lama ya kita tak bersua
Mungkin kita bukan pelangi dengan banyak warna cerah berseri
Kita alam senja hari

Ya, kita alam senja hari
Ada awan putih yang tampak begitu lembut
Lalu semburat jingga pada langit di satu sisi
Sementara di sisi lain langit masih tetap biru
Agak melempar pandang ada bayang memanjang

Warna kita tak seragam cerah seperti pelangi
Kita kaya. Ada warna pekat juga muda

Ohya, apa kabarnya senandung alam senja ini?
Senja selalu punya cara untuk dirindu.
Jadi, kapan kita lengkap sempurna?
Merangkai simfoni untuk pergantian masa

Jumat, 14 Juni 2013

More Than Just One Puzzle

Ada seekor burung dalam sangkar emas. Sendiri saja. Tak seberapa membosankan memang. Seringkali mnyenangkan malah. Saat itu ada kebebasan bermimpi tanpa henti, berimajinasi tanpa tepi. Ada percakapan sederhana yang tiba. Bersahut-sahut sesuka hati. Sesuai yang ia anggap menyenangkan.

Tapi, seindah-indahnya sangkar emas, tetap saja ia sangkar. Lalu kebosanan mulai singgah. Mengulurkan tangan dan menggoda untuk berkelana.
"Ada banyak suara di luar sana. Tak hanya yang kau ciptakan dan menyenangkan. Mau coba dengar?"

Sang burung tergoda. Ia bukan tak tahu cara membuka sangkarnya. Ia hanya tak mau. Jadi, saat itu ia rasa memang sudah waktunya ia mesti keluar. Setengah bersemangat ia mengepakkan sayapnya ke alam. Membebaskan dirinya. Mencari bentuk nyata dari imajinya.

Deru angin menjadi penyambut pertamanya. Menghempasnya langsung ke arah yang ia tak tahu. Burung itu tetap terbang. Berusaha gagah dan tak mau hilang muka. Ia bukan burung yang sangat kuat. Ia tahu. Ia hanya tak mau terlihat lemah.

Lama ia menantang angin hingga lelah. Ia melempar pandang. Ada sungai yang jernih di bawah sana. Jadi ia turun. Tak dinyana sungai berarus kencang. Hanya sedikit yang bisa ia cicip. Burung terbang lagi..

Lama ia teringat tujuan awalnya. Ia ingin mncari bentuk nyata dari suara yang menemaninya. Ia ingin bicara dengan sesuatu yang nyata. Jadi ia menyisir hutan. Mengajak bicara setiap hewan yang ia temui. Tentang semuanya.
Tapi jawabannya selalu sama : mereka tak paham.

Sang burung merasa tertolak. Ragu ia berharap agar setidaknya ada satu saja yang mampu paham kata-katanya.

Sang burung terus mengarungi hutan. Meski sesekali kembali ke sangkar emasnya. Hingga suatu hari ia menemukan satu yang paham sedikit ucapannya. Dan tak paham sisanya.
Lalu satu lagi dan satu lagi. Mereka semua hanya paham sedikit. Tak lebih. Tak pernah sepenuhnya.

Burung itu mulai belajar bahwa tak harus ada yang paham seluruhnya. Tak apa setiap mereka hanya paham sedikit hal yang berbeda. Karena kini si burung paham ia telah mendapat lebih dari apa yang ia minta.

Ia menemukan Burung Hantu yang bisa ia temui saat malam, tapi tidak saat siang. Ia menemukan Bangau yang begitu indah merefleksikan cinta, tapi tidak untuk perkasa. Ia menemukan Singa yang begitu berwibawa di atas tanah, tapi tidak di air. Ia menemukan Merak yang begitu menawan, tapi tak terbang.

Sang Burung telah menemukan segalanya dalam bagian yang terpisah. Ia menemukan banyak potongan yang saat dirangkai, ia menyadari bahwa ia mendapat lebih dari satu. Ia mendapat lebih dari yang ia minta.

-Belajar merangkai cerita menjadi syukur tak terkira-

Minggu, 09 Juni 2013

Antara Kata, Arah, dan Rasa

Ajarkan aku mengeja
Hingga kata Cinta,
Terbaca sebagai Engkau

Tunjukkan aku kemana mengalir
Hingga kutemukanMu sebagai hilir

Hadirkan bagiku tetes hujan
Hingga cahayaMu menjelma
Jadi pelangi di langit hati