Tampilkan postingan dengan label "Love" ?. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label "Love" ?. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Februari 2012

Titip Salam Lewat Awan

"bolehkah?" tanyaku dalam hati
ah..sudahlah
aku menggeleng keras
berharap pikiran itu lepas
seperti serpih debu di tikar kayu

langit ceria, awan putih berarak berlatar langit biru
aku dibawah sini. di atas bumi yang terlapis debu
ada senyum kecil tersungging,
membayangkan awan menjatuhkan keranjang
kecil saja.
akan kuisi dengan berjuta kata, bahagia

lalu awan kembali pergi
digiring angin yang bertiup mengayomi
sampai ke atas kepalamu yang entah sedang apa
di suatu tempat di belahan bumi lainnya

keranjang kecil itu jatuh
cukup dekat hingga buatmu melirik ingin tahu
perlahan, tanganmu terulur meraihnya
--ah, andai tanganku bisa ada di sela-selanya--
matamu membaca bait yang kutuliskan penuh rasa
--menunggu waktu mata itu kan menatapku saja--
lalu bibirmu menggaris lengkung rembulan
--karenaku--

aku tersenyum kecil. lalu berdiri, dan berbalik pergi.
mengibaskan kepala sekali lagi.
dari semua mimpi, itu yang tak mungkin terjadi

karena awan tak membawa keranjang kecil
dan hujan selalu serupa air
dan kata juga rasa yang kutempa
mungkin tak kan sampai di tempatnya

Jumat, 27 Januari 2012

Antara Aku, Kamu, dan Golongan Darah

Hal yang entah mengapa terfikirkan..

Akhir-akhir ini Fakta Golongan Darah, Membaca Karakter Berdasarkan Golongan Darah atau hal-hal semacam itu sepertinya mulai populer di kalangan orang-orang yang meminati psikologi atau sekedar buat asik-asikan aja. Hal-hal yang terasa "gue banget" dan mudah dipahami, ditambah lagi visualisasi lucu yang gampang di-googling, misalnya saja yang di bawah ini, menjadikan hal ini jadi semakin menarik. Ya kan?

Sabtu, 14 Januari 2012

Satu Malam, Seribu Malam

Aku menantimu di ujung senja
Pada malam malam dimana kapal membawamu berlayar
jauh
hingga pandang tak lagi mampu menahannya

air mataku menetes
antara bahagia dan rindu yang meraksasa
entah darimana firasat itu menyapa
Tuhanmu
mungkin begitu rindu

Silently

Terima kasih kepada kemajuan teknologi. Batinku.

Entah perasaan darimana, tiba-tiba sebuah nama terlintas di pikiranku. Sebuah nama dari masa lalu. Sosok lelaki yang memiliki kepribadian sangat berbeda denganku. Prince Charming. Hahha. Namanya Syarif, dan dia memiliki banyak hal untuk dapat mempengaruhi orang. Ceritaku tentangnya hampir menyerupai cerita khayal kekanakan. Secret admirer. Dan entah kenapa aku menikmatinya. Menyimpan berjuta cerita tentang bagaimana aku melihatnya.

Waktu bergulir. Enam tahun lewat telah berlalu. Samar masih kuingat bagaimana Tuhan mengguratkan wajahnya. Mungkin tak persis sama, tapi aku tahu tak kan banyak berubah.
Perlahan kutekan tuts-tuts keyboard Hippu -nama netbook kesayanganku- menelusuri pertemanan dan mencari nama yang mungkin dia pakai.

Wajahnya semakin dewasa, kalau tak dapat dikatakan menua.

Jumat, 06 Januari 2012

Doa Kecil Bintang-Bintang

Wahai Allah Pemilik Hati, jaga hati ini agar tetap teguh. Tak jatuh, tak jua pula membenci. Jaga hati ini agar tetap tenang, luas seperti samudra dan menentramkan. Jaga ia tak beriak, seperti sungai yang membentur batu di tepinya.

Wahai Allah Pemilik Hati. Hati ini tak lain dan tak bukan adalah kuasa-Mu. Aku mungkin bisa berusaha, membangun rasa agar tetap pada koridor dari-Mu. Aku bisa berusaha agar tak jatuh dalam kubang lumpur, apalagi berbalut pekat. Tapi Allah, kuasa-Mu. ya kuasa-Mu. Saat seluruh usaha tak mampu meredamkan getar ini. Saat semua logika tak mampu mendiamkannya. Saat semua teori tak kunjung hadirkan hasil yang dinanti. Siapa lagi yang dapat mengubahnya kecuali kuasa-Mu.

Kadang aku lelah, menanti dalam diam. Kadang aku jenuh. Meredam-redam,

Kamis, 20 Oktober 2011

Mentari dan Rembulan

Sekuat apapun rembulan itu berlari, kau tahu ia tetap tak kan bisa memeluk mentari.
Lalu bagaimana dengan mentari? kau tahu, dia tak pernah lelah berbagi sinarnya pada rembulan. berharap sang rembulan dapat terus indah meski tanpanya.
Aku tahu. dan tak kan menyalahkan apa yang kau yakini. Tapi kau juga mesti mengerti, tak selamanya mereka saling memantulkan. Keindahan cahaya yang kau tahu, terkadang tak seperti yang mereka tahu. Ada waktu, dimana rembulan memutuskan untuk berhenti, tanpa mentari perlu tahu.

Seperti aliran sungai, ada waktu dimana sungai mulai membelah menjadi dua atau lebih anak sungai. Mereka tak kan bisa berbalik, tak kan sanggup mengejar. Tapi setiap butir air yang mengalir itu tahu kenapa mereka akan bermuara. maka mereka memutuskan untuk tak melawan aliran sungai, mengikuti, tapi bukan pasrah. Itulah cinta yang kupahami. Ia di hati, sebuah esensi dari kepahaman mereka tentang muara cinta, sang Illahi.
Itulah, mengapa rembulan yang tak dapat memeluk mentari tak perlu berduka. Karena sejatinya muara hati adalah Illahi. Aku hanya berfikir, untuk mengarahkannya ke tempat yang semestinya. Berjalan kepada tujuan yang sama, agar pada saatnya nanti, hati-hati yang berhimpun dalam cintaNYA, karena cintaNYA, sudah pasti akan bersama, sudah pasti tanpa kecewa.
Itulah, cinta Rembulan dan Mentari yang kupahami.

.: kelar ujian Biokimia, setengah galau. Hahha..

Rabu, 19 Oktober 2011

Umi

Ini hari yang cukup berat awalnya. Ujian yang sama sekali ga ngerti, dan tidur yang cuma sebentar buat gue yang demen tidur ini. Berangkat ke ruang ujian yang aku pikirin adalah : "ntar tidur dulu ah sekitar setengah jam di kelas, baru udah gitu ngerjain soalnya." Dan durasi ujian yang gue kira 120 menit, ternyata cuma 90 menit. Ga ngaruh juga sih. Hhe.. *abaikan*

Begitu waktu tinggal 5 menit lagi gue keluar. Udah nge-blank mau ngerjain apa. Dan sambil nunggu temen sekontrakan buat pulang bareng, gue nyari posisi yang kira-kira enak buat tidur lima atau sepuluh menit lagi. Matanya bener-bener capek pagi ini. Selang sepuluh menit kemudian, temen gue itu bener-bener kelar ngerjain soal. Dengan mata setengah merem gue pulang, bus kampus belum keliatan. Karena satu dan lain hal (baca : ngirit) akhirnya kita jalan kaki. Gue masih setengah merem. Wangi kasur itu udah kebayang-bayang. Ngedadah-dadah. Berkilau. Huwaa... gue rindu kasur gue.

Tapi...
begitu gue keluar dari jalan alternatif kampus yang banyak pohon-pohonnya itu, tiba-tiba ada ibu-ibu nanya lokasi ke gue ama temen gue.

Ibu-ibu : Maaf dek, tau tempat ini ga? *sambil nunjukin kertas*
Temen gue : Oh, ibu lewat jalan ini aja *nunjukin jalan setapak yang barusan kita lewatin* nanti ada gedung warna biru, nah, gedung sebelahnya bu.
Ibu-ibu : makasih mbak. Itu masih jauh ga?
Kita : nggak kok bu. Nanti ibu naik lift aja, lantai 3 kalo di lift bu.
Ibu-ibu : wah, saya ga bisa naik lift mbak. Kalo tangga ada khan? saya mau naik tangga aja. *muka cemas* Tadi saya kesini juga katanya jauh, disuruh naik ojeg tapi saya ga biasa naik ojeg.
Kita : Ada kok bu. Ada. *mulai speechless*
Ibu-ibu : makasih mbak. makasih! *tiba-tiba kaya nangis*
Gue : eh?
Ibu-ibu : anak saya sakit mbak. ga bisa ikut ujian. *nahan nangis* makasih ya mbak.
Kita : iya bu *speechless*

terus itu ibu jalan, gue ama temen gue jalan lagi. Ngantuk gue tiba-tiba ilang. Tapi...
Akhirnya kita balik lagi, dan memutuskan buat nemenin itu ibu sampe ke tempat tujuannya. Di jalan si ibu bilang kalo ini kali pertama beliau ke kampus ini, jadi ga tau tempat-tempatnya. Makanya nanya-nanya.
Terus beliau cerita kalo anaknya udah sepuluh hari sakit. Hepatitis sepertinya. Jadi ga bisa ikut ujian, ibu itu dateng buat ngurusin izin ke dosen sepertinya. Si ibu cerita sambil nahan nangis. Untung ada temen gue, gue udah speechless dari awal denger si ibu nangis.

Begitu si ibu ketemu ama dosen yang mau ditemui, gue ama temen gue pamit pulang. Dan kali ini ada bis kampus. Lumayanlah, bisa rehat bentar ga mesti jalan di hari panas begini. Hahha..

Terus pas di bus, gue jadi mikir, kalo gue sakit pasti nyokap gue bakal nangis gitu juga kali ya. Sekarang pun, nyokap gue juga sering banget sms gue, dan gue jarang sms duluan. Sebenernya sih, bukan karena ga mau. Tapi, gue mau curhat apaan ya? Kalo curhat sakit atau capek. hal kaya gitu khan  malu kalo disampein ke orang tua. Hahha. Tapi, kalo selain itu? Masa gue curhat tentang temen? Kaya anak SD aja. Ga mungkin juga gue curhat masalah cowok. hahha.. Jadi, akhirnya gue ga bisa cerita apa-apa.
Oh iya, dan sekarang gue jadi kangen masakan nyokap gue,.
-,-a


Dan semoga, nanti gue bisa jadi ibu yang baik buat anak gue. Hahha... *abaikan*

Selasa, 09 Agustus 2011

Surat Bisu untuk Sang Perantara

tenanglah..
aku tak kan berjanji untuk sejenak
sebab aku memang tak sama
menapaki hari yang telah kupilin imaji
tak ada yang pahami

dan tataplah pelangi dengan cerah hati yang sebenarnya
jangan berpaling. jangan dengan harap hadir sesuatu
sebab waktu akan semakin lambat bagimu
dan hatimu akan semakin resah dalam penantian

tenanglah..
setetes air di tanah hutan gunung
tak kan lupa pada puncak yang mengenalkannya pada langit
tenanglah..
ikan salmon yang mengembara pasti kan kembali
tenanglah..
tetes air kecil itu juga mau jadi pelangi

tapi ia berbeda, dan tak mau jadi sama
ia bergulir perlahan, sendiri
hendak mencapai laut, agar mentari bisa menguapkannya
menjadi awan yang kan terbang ke langitmu lagi
dan jatuh sebagai hujan yang hadirkan pelangi

maka tenanglah,
aku tak berjanji untuk sejenak
aku tak bilang satuan waktu
tapi tenanglah, ia kan jadi pelangi
aku tak bilang begitu indah
sebab takut kau menunggu,
sebab takut tak sama dengan imajimu

tapi tenanglah,
aku tahu kau, bahkan sebelum kau berkata
tapi tak kan ada yang mengerti maksudku.
karena tak ada yang pernah jadi aku
tidak tetes air sesudahnya, atau sesudahnya lagi

maka tenanglah,
kumohon tenanglah.
tak ada yang tau caraku menangis.
tapi aku tahu kau, meski kau selalusumringah

maka tenanglah,
karena aku selalu ingin jadi pelangi
yang berbeda dari apa yang pernah ada

maka tenanglah,
sebab aku tak benarbenar berhenti
ada alasan yang sulit dikata.

maka tenanglah...
biar binarmu tetap terus ada..