Senin, 27 Februari 2012

Maaf, Gue Masih Abal-Abal (on the way to be expert)


Waktu kecil kalo gue pengen sesuatu gue ambil sendiri. Gue lakuin sendiri. Kaya waktu kelas 1 SD, gue belum dibolehin nyebrang, lantas gue nyebrang sendiri, main di jalan raya. Pertama ketauan dimarahin, keduanya dimarahin juga. Tapi gue ga kapok. Gue tetep nyebrang sampe akhirnya nyokap gue ngizinin bahkan minta tolong gue beli barang ke toko di seberang jalan.

Awalnya gue ga boleh jalan jauh-jauh. Jangankan ke luar kota. Ke perempatan jalan raya yang deket aja ga boleh. Tapi gue tetep nekat. Gue pengen beli mainan yang waktu itu Cuma dijual di indomart perempatan itu. Gue jalan sendiri awalnya. Pulang-pulang gue bawa mainan, pas nyokap nanya, gue jawab jujur aja kalo gue jalan sendiri ke sana. Gue dimarahin. Tapi biar aja, yang penting gue udah dapet mainannya. Besoknya gue kesana lagi, beli mainan lagi. Dimarahin lagi. Beberapa hari kemudian gue kesana lagi. Adek gue juga pengen beli mainan, jadi gue sama adek gue jalan kesana. 2 anak SD, dan 1 anak TK. Cewek semua. Jalan di pinggir jalan udah kaya kurcaci nyasar. Pulangnya nyokap gue liat mainan yang kita beli. Dimarahin lagi, tapi pas tau perginya bareng gue, marahnya agak reda.

Lain waktu rumah gue pindah ke tempat yang belakangnya kebon. Bukan kebun. Rumputnya bisa buat gue ngumpet. Ga keurus, tinggi banget. Ada kebon bambu juga. Gue pengen ngerasain sensasi idup di hutan. Gue masuk ke kebon, ngilang di balik rumput yang tingginya se-alaihim itu. Adek gue nyari, gue makin masuk ke dalem. Ga ada yang ngira gue maen kesana. Gue asik aja masuk, padahal banyak nyamuk. Badan gue gatel-gatel kena rumput sama digigit nyamuk. Gue maen sendirian sampe langit berubah oranye. Pulang dengan tampang ga berdosa. Bawa benda-benda ga jelas yang gue temuin di kebon. Pas ketemu nyokap gue ditanyain dari mana. Gue jawab dari kebon, gue dimarahin. Di sana ada uler lah, kalajengking lah, kaki seribu lah. Gue cuek. Itu gue kelas empat.

Minggu, 19 Februari 2012

Yang Beda dari Libur yang Lainnya


Selama liburan sebulan kemarin aku sedikit disibukan dengan kepindahan rumah. Bukan disibukan juga sih, mungkin lebih tepat dikatakan sebagai pengalaman yang cukup berarti.

Beberapa hari setelah datang ke rumah tiba-tiba Umi bilang kalau akhir bulan ini sudah harus pindah. Bingung, sedikit ga percaya, aku agak acuh. Ya, rasanya seperti ada orang yang bilang kalau ada tsunami padahal kita tinggal sangat jauh dari laut. Angin lalu. Dan anehnya sekeluarga pun tenang-tenang saja. Beberapa hari berlalu, aku tahu bahwa kabar itu benar.Tapi yah, mau bagaimana lagi? Bukankah hidup tetap harus berjalan? Umi tetap menjalankan aktivitas dakwahnya seperti biasa, begitupun Abi. Hanya saja, aku yang sudah terlanjur berjanji menemui teman di luar kota terpaksa batal. Masa iya aku yang anak pertama lantas pergi main padahal kondisi rumah lagi kurang stabil begini? Kalau Umi-Abi itu beda urusan, karena sejatinya setiap kader itu milik ummat bukan?

Delapan hari menjelang kepindahan, malam ini Umi mengajak aku dan adik laki-laki pertama aku datang ke calon rumah baru. Tidak terlalu jauh dari rumah saat ini, tapi cukup berkelok. Kata Umi, “Sayang grup pengajian yang sudah dibentuk disini kalau Umi pindah jauh bisa jadi balik lagi kaya dulu,” Jawabnya saat aku bertanya alasan Umi tetap bertahan dengan daerah disini.

Jumat, 17 Februari 2012

Sanah Helwa Murobbiyatunaa al-Mahbuubah

hari ini ga ada praktikum Mikdas yang jadwalnya itu pagi. Dan baguslah, finally, aku bisa tidur sampe agak siang...
hahha...

Tapi siang kita tetep ada SuHe (Struktur Hewan). Pokoknya semester ini "anugerah" banget deh buat aku yang takut hewan ini. Yeah, bayangpun lah, tersedia sangat banyak sekali kuliah (plus praktikum) yang ngebahas hewan. Pun yang ini. Dari judulnya aja --Struktur HEWAN-- jelas banget khan ada hewannya. Dan hari ini kita ngegambar belalang, tapi gue ga tau gue itu ngegambar belalang, kecoa, kamen rider, atau alien..

Titip Salam Lewat Awan

"bolehkah?" tanyaku dalam hati
ah..sudahlah
aku menggeleng keras
berharap pikiran itu lepas
seperti serpih debu di tikar kayu

langit ceria, awan putih berarak berlatar langit biru
aku dibawah sini. di atas bumi yang terlapis debu
ada senyum kecil tersungging,
membayangkan awan menjatuhkan keranjang
kecil saja.
akan kuisi dengan berjuta kata, bahagia

lalu awan kembali pergi
digiring angin yang bertiup mengayomi
sampai ke atas kepalamu yang entah sedang apa
di suatu tempat di belahan bumi lainnya

keranjang kecil itu jatuh
cukup dekat hingga buatmu melirik ingin tahu
perlahan, tanganmu terulur meraihnya
--ah, andai tanganku bisa ada di sela-selanya--
matamu membaca bait yang kutuliskan penuh rasa
--menunggu waktu mata itu kan menatapku saja--
lalu bibirmu menggaris lengkung rembulan
--karenaku--

aku tersenyum kecil. lalu berdiri, dan berbalik pergi.
mengibaskan kepala sekali lagi.
dari semua mimpi, itu yang tak mungkin terjadi

karena awan tak membawa keranjang kecil
dan hujan selalu serupa air
dan kata juga rasa yang kutempa
mungkin tak kan sampai di tempatnya

Minggu, 12 Februari 2012

Taushiyah...singkat saja


Sekelumit taushiyah dari ustadz Asep Nurhalim Lc. di MusGen Perdana LPQ Al-Hurriyah.

Pada suatu majelis, Umar bin Khaththab mengundang Abdullah bin Abbas untuk ikut ke mejelis tersebut.
Dalam majelis itu dibahas surat An-Nasr dan ditanya kepada para peserta majelis maksud yang terkandung dalam surat tersebut.
Hampir semua yang ada dalam majelis tersebut memaknai bahwa dalam surat tersebut diperintahkan untuk bertasbih, bertahmid, dan beristighfar ketika mendapat kemenangan. dan yang paling ditekankan adalah istighfar.
Dan ini merupakan surat terakhir yang turun secara lengkap. Surat ini turun pasca Fathu Makkah (sebuah kemenangan yang sangat spektakuler). Setelah terusir dari Makkah (tanah lahir) umat Muslim kembali menguasai tempat ini, dan istimewanya tanpa ada satu tetes darah pun yang tumpah. Pada saat itu, umat Islam datang dari segala penjuru. Orang-oerang Quraisy telah pasrah, mengira bahwa akan di aniaya sebagaimana mereka menganiaya umat islam pada masa sebelumnya. Namun, Rasulullah malah mengatakan bahwa mereka dibebaskan. Sehingga kaum Quraisy dengan rela hati masuk Islam.

Rabu, 01 Februari 2012

Red Chocolate Wear

Semalem liat ada HVS nganggur dan si adek lagi pada mewarnai. Iseng-iseng jadi deh gamis ini. Daripada kertasnya kebuang lagi, jadi aku upload sini deh..