Selasa, 17 Desember 2013

Pulang

Ya, dan akhirnya aku sampai lagi disini. Tempat nyamanku. Setidaknya aku tahu, ketika hingar manusia telah tak sanggup lagi aku dengar, aku masih punya satu tempat dimana nafas kehidupan dapat menyegarkan lagi pikiran yang mulai panas.
Hai Kinara, apa kabarnya?
Lagi, tetap saja Kinara. Hahha..
Sejak ini mungkin aku akan kembali, Kinar. Sebab kembali tak sepenuhnya berarti mundur. Mungkin hanya kembali yang bisa buat tapak kita semakin tegap.
Aku akan agak merepotkan, Kinar.
tenang saja, tentang tangis dan segala hal-hal emosional, mungkin akan kucoba reduksi habis. Sekedarnya. Seperti campuran gula dalam sayur yang kita buat. Selebihnya, biar jadi milikku sendiri.
Hei, Kinar.
Ada satu masa yang lama, dimana aku ya hanya aku. Tanpa perlu peduli dengan sekitar. Lalu manusia, seperti layaknya memang seiring. Kemudian ada masa yang panjang, dimana aku selalu ingin melampaui yang lainnya. Berdiri beriringan paling tidak. Lalu ada sejenak waktu, dimana aku memutuskan 'berdamai' dengan beberapa hal.
Tapi mungkin, kerinduan memang tak cocok berdampingan denganku. Maka biarlah kulipat kerinduan itu dan hanyut bersama alir sungai.
Hei, Kinar...
Memang selalu. Pada dasarnya manusia hanya melihat hasil. Dan tak pernah sungguh mengerti di luar dirinya, meski telah berbusa kita bicara.
Maka, aku sepertinya akan kembali, Kinar... Mencipta dunia tempatku 'pulang'. Karena mungkin memang hanya itu caraku untuk lebih bisa tegak berdiri.
Yep. Selamat pagi, Kinar.
Terimakasih untuk segala waktunya...
(^ ▽^)

2 komentar:

  1. "Maka, aku sepertinya akan kembali, Kinar... Mencipta dunia tempatku 'pulang'. Karena mungkin memang hanya itu caraku untuk lebih bisa tegak berdiri."

    bener banget Runa. mungkin kita memang harus mencipta dunia baru :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep. Sekedar agar bisa lebih mampu menghadapi dunia nyata hahha...

      Makasii mbak...
      :)

      Hapus

Show your opinion here. #BeraniNulis.. ^o^