Minggu, 30 Maret 2014

Seratus Menit yang Ramai

100 menit ke sekian kalinya di atas ular besi.

Hei, siang Kinara. Apa kabarnya?
Siang ini matahari begitu terik. Panas sekali. Ada rasa-rasa yang terbakar. Ada sesuatu yang tertahan.

Kinara, dalam perjalanan sesuatu mengalir tak selalu ringan prosesnya. Ada sesak seperti yang kerap kali kita bicarakan. Dalam dendang gemintang yang bicara lewat pijar.

Hei Kinara, apa kabarnya?
Dalam pilinan cerita, ada sesuatu yang kuselipkan di antaranya. Tentang keyakinan di antara semua kesah. Tentang harapan di antara mimpi yang menganga. Tentang kecemburuan dan rasa tak mau kalah.

Hei Kinara.
Ular besi kali ini tak kulalui sendiri. Ada banyak orang hari ini. Tapi... kamu tahu bagaimana aku sedikit kesulitan melebur praduga? Tentang sesuatu yang tak bisa keluar dari bayang. Tentang sesuatu yang tetap menguncup.

Hei Kinara,
Satu jalan keluar dari ini adalah berlari. Melabas segala ketakutan. Membangun percaya akan matahari esok hari.
Mungkin tak apa keluar dari lingkaran hidup kita yang biasa dan memulai lingkaran baru. Selama dunia kita masih muda. Selama dunia kita belum tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Show your opinion here. #BeraniNulis.. ^o^